I Love Him Everything unthinkable: November 2013

Jumat, 29 November 2013

MENCINTAIMU DALAM DIAM

Dear kamu,
   Hari ini cerah meskipun matahari tersembunyi di balik gumpalan-gumpalan awan yang memenuhi hampir seluruh langit. Angin mengantarkan rasa hangat dan menyentuh kulit dengan lembut. Ah, terlalu naif jika aku berharap angin hangat yang sama bertiup juga di tempatmu berpijak sekarang. Terlalu jauh perjalanan yang harus ditempuhnya. Dan, di bumi yang semakin gersang,angin makin sulit berbisik. Dahulu, ia bisa menyampaikan salam sepasang kekasih yang terpisah jarak lewat bisikannya dengan bunga dan dedaunan. Namun, kini ia hanya bisa berdansa dengan debu dan udara panas.
   Biarlah..., biarlah angin yang menyentuhku saat ini tak sanggup pergi ke tempatmu. Biarlah ia menolak membawakan pesan. Cukuplah bagiku alam masih menyediakan segala yang kita butuhkan untuk tetap hidup dan berharap. Matahari pun masih melaksanakan tugasnya hingga cahayanya membantu dedaunan tetap hidup, menumbuhkan pohon-pohon yang tersisa di tanah subur. Darinya pula kita dapatkan kertas untuk mencurahkan kata-kata yang kutulis saat ini.

Hey kamu..,
   Apakah kau bahagia hari ini? Dengan kecukupan udara untuk membantumu bernapas, dengan kesempurnaan tubuh yang kau miliki, dengan kehadiran orang-orang yang menyayangimu tanpa pamrih, dengan lindungan ALLAH SWT. yang menjaga langkahmu setiap hari. Apakah kau bahagia? Aku tahu kau bahagia karena kebahagiaan sebenarnya begitu sederhana. Tapi, apakah kau bahagia dalam kesendirianmu?
   Setiap aku memandang senyum di fotomu, aku melihat kebebasan terpancar di sinar matamu. Bebas, tak terikat, kau menjelajah sesuka hati. Satu per satu teman dan sahabat menambatkan perahu mereka dan berhenti bertualang. sementara kau masih bermain dengan tanah,ombak, dan matahari. Tak terpikirkah olehmu, bahwa seseorang tengah merindumu, menunggumu berlabuh? Tak adakah keinginan untuk melalui semua petualangan itu dengan seseorang di sampingmu?

Hey kamu, sedang di manakah kau saat ini?
   Apakah kau tenggelam di balik kaca gedung tinggi di belantara ibu kota? Apakah besi yang terangkai dalam mesin-mesin canggih tengah menjadi pusat perhatianmu? Ataukah pasir pantai yang lembut sedang menggoda ujung-ujung kakimu yang telanjang? Ataukah rimbunan dedaunan dan bintang hutan sedang menyanyikan lagu-lagu peri di sekitarmu?
   Sering kali aku memejamkan mata, berusaha menjangkaumu dalam pikiranku. Sungguh, aku ingin percaya bahwa pikiran adalah sebuah gelombang yang bergerak dalam frekuensi tertentu. Dan, berharap kau memiliki frekuensi yang sama hingga gelombang pikiran kita bertemu di semesta. Tak peduli di belahan bumi mana pun aku berada, aku bisa memanggilmu.
   Terkadang, aku begitu ingin menghubungimu. Menekan angka demi angka di keypad, lalu menekan tombol "Call". Menekan huruf demi huruf di keyboard, lalu mengklik button "Send".Tapi, rasa malu seorang perempuan selalu menghalangiku begitu rupa hingga semua selalu berujung di perintah "Delete". Nomorku tak pernah muncul di layar ponselmu. Pesanku tak pernah ada di inbox e-mail mu. Dan, namaku mungkin  tak pernah ada di hatimu.

Ahh, Kamu...
   Terkadang, aku menyesali, kenapa itik buruk rupa sepertiku menginginkan elang yang terbang anggun di angkasa sepertimu untuk berada di sisiku? Meski kau tak pernah merendahkanku, tetap saja segala keterbatasanku menghalangiku untuk meraihmu. Sementara itu, kau bisa memperoleh sesorang yang hampir sempurna untuk melengkapi setengah bagian dari dirimu.
   Kisah cintaku memang hanya mengulang jutaan kisah cinta yang terjadi di dunia yang telah begitu renta ini. Aku menyadari perasaanku justru setelah kita berpisah. Dongeng klasik. Namun, tetap saja membingungkan setiap tokoh cerita yang mengalaminya. Oh, alangkah sederhananya hidup, hanya mengulang sejarah dari masa ke masa. Tapi, alangkah rumitnya manusia, hanya untuk mengekspresikan kasih sayang saja harus melalui banyak tahap dalam pikiran. Terkadang, mereka menyiksa diri dengan diam dan menyerah, bertanya-tanya di manakah keberanian akan ditemukan.
   Sering juga aku menyangsikan bahwa gelombang perasaan yang menderaku ini adalah cinta. Benarkah aku mencintaimu? Lalu, di mana rasa ini bersembunyi pada waktu pertama kali kita bertemu? Tak ada rindu ingin bertemu, tak ada debaran keras jantung saat melihatmu tersenyum, tak kutemukan namamu di mana-mana. Bahkan, kau tak hadir dalam mimpi-mimpiku saat itu. Bertahun-tahun setelah kita berpisah, aku terbangun di suatu pagi dan diselimuti perasaan aneh, bahwa aku ingin memilikimu. Dengan alasan yang tak kumengerti.
   Semua kenangan bersamamu akhirnya menjadi amat berharga. Maka, aku kembali mencari jejakmu yang hampir hilang dilapis debu waktu. Setitik kecil tulisan, sepetak gambar foto, sepotong demi sepotong ingatan tentang kata-kata yang pernah kau ucapkan, senyum yang pernah kau berikan, bahkan ejekan dan godaanmu kukumpulkan kembali. Semakin jelas kenangan itu terbentuk, semakin aku sadar bahwa di balik segala kehebatanmu, kau begitu apa adanya. Tak ada kata-kata berlebihan, tak ada ekspresi palsu. Perhatianmu padaku pun bukanlah sikap yang dibuat-buat. Mungkin, semua itu tersimpan dan mengendap dalam pikiranku begitu lama hingga aku tak menyadarinya. Dan, ketika memori itu tiba-tiba mengapung ke permukaan, aku seolah-olah terbangun dan tersentak, AKU MEMBUTUHKAN SESEORANG SEPERTIMU DALAM HIDUPKU.

Hey kamu,
   Aku bahagia dengan semua yang kumiliki hingga saat ini. Aku bahagia menjalani pilihan demi pilihan yang kubuat selama rentang waktu yang terbentang sepanjang umurku. Aku tak meminta waktu diputar ulang agar bisa bersamamu lebihh lama. Jikapun bisa aku kembali ke masa lalu, tetap aku takkan mampu untuk menyatakan perasaanku.
   Aku lebih suka waktu mengalir apa adanya. Terkadang, ia seperti berlari begitu cepat hingga tak terasa usia semakin merangkak tua. Namun, saat memikirkanmu waktu seolah-olah bergerak lambat dan enggan beranjak hingga sepi terasa mendera lebih lama. Tapi, di satu titik waktu, takdir akan berbicara tentang kita, memberi tahu keputusan yang telah dibuat-Nya, jauh sebelum kita dilahirkan. Apakah aku dibuat dari tulang rusukmu? Jika tidak, apakah perjumpaan kita akan membawa hikmah yang lebih bermakna?

Hey kamu,
   Kesabaran adalah jawaban terbaik yang bisa dimiliki setiap makhluk penuh tanya bernama manusia. Di suatu tempat dalam hati, aku meyakini dunia masih cukup sempit untuk mempertemukan kita kembali. Entah apa yang akan terjadi saat itu. Aku mungkin serasa bermimpi dan tak ingin bangun. Aku mungkin tak sanggup menatap matamu dan menahan segala rasa yang tersimpan begitu lama. Dan, kau mungkin akan memandangku dengan senyum jenaka seperti dahulu, seolah-olah jarak dan waktu tak pernah memisahkan pertemanan yang pernah ada.
   Jika Allah SWT. mengizinkan, apa pun bisa terjadi, bukan? 

Hey kamu,
   Pesan ini mungkin takkan pernah sampai kepadamu. Kurasa, nasibnya hanya akan berakhir di tempat sampah. Atau, hanya tersembunyi di sebuah folder yang tak pernah kubuka lagi. Atau, haruskah kulempar ia dalam sebuah botol dari tepi pantai? Berharap laut akan mengantarkannya padamu?
   Entahlah......., entahlah.......
   Sampai ataupun tidak, aku hanya ingin kau tahu. Dalam diamku aku berdoa kuasa-Nya akan membuatmu datang mengentuk pintuku dan mengatakan kau pun membutuhkanku dalam hidupmu...


Dari seseorang yang selama ini 
mencintaimu dalam diamnya :)

Minggu, 24 November 2013

5 Cara untuk Keluar Dari Friend Zone





Friend zone adalah saat dimana ia merasa nyaman hubungan yang  berlangsung hanya sebatas pertemanan, namun pada saat yang sama kamu ingin lebih dari itu. Nah berikut ini ada 5 tips/cara, seperti dilansir oleh Mrs.G, agar kamu bisa keluar dari friend zone, dan mengubah dari teman menjadi gebetan.


1. Jangan selalu jadi bahu untuknya

Kejam, memang, namun ini cara terbaik agar Anda bisa keluar dari friend zone yang mengikat Anda dengannya. Dia mungkin akan selalu berlari pada Anda ketika dia bertengkar dengan pasangannya dan Anda akan muncul sebagai sahabat terbaik yang menjadi bahunya. Namun, bukankah itu sangat menyakitkan? Anda tentu tahu bahwa tidak mudah untuk mendengarnya bercerita tentang kekasihnya di hadapan Anda. Jadi, berhenti jadi bahunya untuk sementara waktu dan biarkan dia tahu perasaan Anda padanya.

Hai guys, saya yakin di antara kita pasti ada yang pernah mengalami rasanya jatuh cinta pada teman atau sahabat baik. Hal ini lumrah terjadi, karena yang namanya cinta bisa hadir kapan saja, di mana saja, dan pada siapa saja. Dari sekedar teman bercerita, sampai akhirnya benih-benih cinta mulai tumbuh. Namun pada fase ini biasanya kisah kalian akan terjebak pada friend zone.

2. Menyentuhnya

Sentuhan antar sahabat mungkin tidak berarti apa-apa baginya. Sebab, dia berpikir itu lumrah karena Anda sahabatnya. Untuk membuatnya sadar tentang perasaan Anda, tunjukkan keseriusan Anda dengan benar-benar memandang matanya ketika berbicara dan memegang tangannya dengan erat ketika berjalan menyusuri trotoar.


3. Minta bantuan teman

Anda bisa meminta bantuan pada temannya untuk mengatakan perasaan Anda yang sejujurnya. Dengan demikian, dia bisa tahu apa yang sedang Anda pikirkan dan bagaimana perasaan Anda padanya selama ini.

4. Pergi dari rutinitas sehari-hari

Cobalah untuk tidak melakukan rutinitas sehari-hari yang biasa Anda lakukan bersamanya. Dengan begitu, dia bisa sedikit introspeksi tentang dirinya dan Anda dan bagaimana hubungan yang terjalin antara kalian.

5. Make over

Ya, ini adalah waktu yang tepat untuk make over dan merias diri. Bagi Anda para pria, Anda bisa sedikit bersolek dengan berpakaian lebih rapi atau sebaliknya sedikit bad boy. Buat perbedaan pada penampilan Anda dan kejutkan dia dengan perubahan itu dan lihat reaksinya.

Inilah lima cara untuk keluar dari friend zone. Namun, jika dia memang benar-benar hanya menganggap Anda sebagai sahabat saja. Berhenti untuk mengejarnya dan lanjutkan hubungan kalian selayaknya sahabat pada umumnya. Sebab, cinta tak bisa dipaksa dan tidak tumbuh dengan paksaan.


Semoga postingan kali ini menginspirasi dan membantu. Selamat malam ^_^